Sebuah penyesalan tak harus disesali mendalam, hadapilah dengan berani dan senyuman… ingat kamu laki - laki . ! kamulah imam di 10 tahun mendatang !
Bel sekolah tanda berakhirnya pelajaran berbunyi, para siswa berhamburan keluar kelas dengan semangat menuju rumah masing-masing. Aku dan beberapa anak di kelasku hari ini kebagian piket di akhir pelajaran sekolah. Sekolah kami memberlakukan piket kelas saat kelas telah bubar alias saat siswa telah pulang sekolah. Hari itu seperti biasa aku kebagian piket
bersama Danu, Fikri, Niken, Dilla dan Shania. Entah apa yang selalu membuatku selalu bahagia saat giliran kelompok kami kebagian piket. Hanya sebuah kebetulan aku memuja seorang gadis imut, pendiam dan misterius atau memang ada sesuatu lain hal entah apa itu. Namun dia dengan kelakuannya membuatku selalu kagum untuk ukuran anak zaman sekarang ini.
Shania, teman sekolahku dari kami belum mengenal membaca sampai menghapal rumus-rumus fisika dan kimia yang selalu membuat kepalaku puyeng. Bagiku dia adalah gadis lugu, polos dan sedikit pendiam. “Shan, tolongin donk angkat kursi ke meja, masa’ sih cuman kita-kita” aja celetuk Danu. Danu dikelas memang terkenal dengan omongannya yang ketus namun dibalik semua itu dia baik dan periang.“Loh kan kalo anak-anak cewek cuma nyapu aja kerjaanya.” Dilla mencoba membela Shania. Dengan sedikit tersenyum pada Dilla, Shania dengan wajah lugunya mencoba mengangkat kursi ke atas meja. Ya begitulah Shania, gambaran lugu dan polosnya seorang gadis yang tanpa beban. Dengan wajah bangga Danu mempercepat mengangkat kursi-kursi lainnya. Aku pun tersenyum sendiri tanpa ada yang menyadari, sedangkan Fikri terkenal dengan sifat “aneh” pendiam seribu bahasanya.
Dia lebih parah dari Shania dalam sifat pendiam. Selesai semua tugas piket, kami berenam berlalu pergi menuju rumah masing-masing. Kebetulan jalan rumah ku dan Shania searah dan tidak begitu jauh dari sekolah, jadi pergi dan pulang sekolah kami selalu berjalan kaki. Sembari berjalan munuju rumah aku mencoba berbincang-bincang santai dengan Shania. “Shan, kok kamu mau aja sih disuruh danu, Pake acara senyum-senyum lagi, jangan-jangan kamu suka ya sama danu.“ Cetusku sambil mencoba mengerjai Shania. Aku memang selalu ingin membuat Shania terlihat kesal dengan kata-kataku. Namun itulah Shania dia selalu tersenyum sebelum berbicara. “Apa-apan sih kmu ki !.” dengan sedikit tersenyum dia berlalu begitu saja. Wajah polosnya selalu menggangu ku untuk bisa membalas dengan kata-kata lain. Namun bukan kiki namanya kalo tidak bisa mengerjai Shania. “Eh kalo kamu gak ngenjawab ntar aku bilangin ama Danu dan temen-temen lainya ya..” Celetukku lagi. Dia dengan sedikit terkekeh sambil tangannya menutupi mulut,“Hihiii.. kamu ini Ki gosip aja yaa.. kerjaannya.” Singkat, tidak padat dan tidak berisi menurutku jawabannya. Dan hari itu pun berlalu setelah dia sampai didepan rumahnya dan mengucapkan “Aku duluan ya.. Kikii”
Hari berlalu begitu cepat, dan tiba akhirnya kami harus meninggalkan sekolah tercinta kami dan pergi melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi lagi. Tidak ada yang berita “Wah” tentang teman-teman dan juga Shania, saat hari hari berlalu sebelum kami beranjak pergi meninggalkan bangku sekolah menengah atas. Hanya beberapa gosip dari teman-teman kalau seorang teman dikelas kami suka dengan Shania. Namun itu tidak terbukti dengan mereka pernah berduaan atau tertangkap basah sedang jalan bersama. Mungkin sifat Shania yang sedikit tertutup dengan kehidupan pribadinya atau memang mereka tidak ada hubungan spesial sama sekali. Selama ini yang terdengar olehku hanyalah Shania tidak pernah dekat dengan seseorang secara terbuka.
Suatu hari seorang teman memberitahuku kalau Shania sedang dekat dengan seseorang yang aku kenal dan dia adalah kakak kelas kami di SMP. Ada sedikit kesal dihati Kenapa harus orang itu yang digosipkan dengan Shania, karena yang aku tahu dia itu terkenal dengan kehidupannya yang ugal-ugalan dan playboy, sangat bertolak belakang sekali dengan kehidupan Shania. Namun berita itu berlalu cepat karena kami telah pindah dari tempat asal menuju tempat tinggal baru karena untuk melanjutkan pendidikan sekolah.
Selama melanjutkan pendidikan didaerah yang jauh dari daerah asal kami, satu-satunya alat untuk tetap terhubung dengan teman-teman lama dari SMA selain Hp adalah jejaringan sosial seperti facebook. Tidak sedikit teman-teman sekelas ataupun satu sekolah kami yang mempunyai akun di facebook. Jadi kalau hanya mencari teman-teman sekelas sangat mudah jika mereka memiliki akun di facebook tentu sebagai syaratnya. Dan beberapa teman-teman memang sengaja menggunakanya supaya bisa saling tetap menjaga hubungan baik dengan yang lain. Sama seperti yang lain aku pun mempunyai akun di facebook dan berteman dengan Shania juga Dilla. Pernah suatu ketika aku chat lewat facebook dengannya sekedar menanyakan kabar dan kuliahnya, namun seketika aku menanyakan apakah dia memiliki hubungan dengan salah satu kakak kelas kami.
Dia hanya menjawab dengan tertawa “Hehehee.. kamu ini ada-ada aja.” Ciri khasnya tetap terjaga walaupun didunia maya. Hari berganti bulan dan tahun. Suatu ketika seorang teman tiba-tiba menelpon di siang hari saat aku hampir terlelap tuk tidur siang. “Kii.. hey sob tau gak sih si Shania yang temen SMP kita dulu, sekarang dia kayaknya udah jadian sama kakak kelas yang dulu aku ceritain ke kamu.” Mataku terbelaak saat mendengar berita itu seakan rasa kantukku hilang seketika. “Yang bener kamu. Jangan nenggosip lagi.” Sahutku. “Bener Kii, kemaren aku liat Shania boncengan dengan seseorang pas pulang dari pantai. Kayaknya sih Shania gak tau kalau aku merhatiin dia, dia kan sekarang lagi mudik.” Hp seketika aku matikan. Perasaan apa ini.. mengapa hatiku bergetar hebat sepertinya aku hanya terdiam selama ini dan terbangun sesaat setelah seseorang menggoyangkan tubuhku dan kencang. Bukankah aku hanya seorang teman biasa yang mengagumi pribadinya tidak lebih.
Suatu hari saat aku sedang online, kulihat di daftar online ada Shania sedang online. Dengan sedikit memberanikan diri aku menyapanya seakan tidak terjadi apapun. “Shan.. woii lagi apa ne, gimana kabarnya?? dah lama gak ada kabar.” cetusku memulai pembicaraan. Menunggu jawabannya membuat tanganku bergetar dituts keyboard.“Hai.. Kii baek-baek aja. kamu sendiri gimana?” Balasnya. “Sama nih kayak kemaren-kemaren gak ada kelebihan dan kekurangan hehehe..” celetukku singkat. Lama aku memikirkan untuk bertanya tentang berita itu. Kucoba untuk membuatnya seperti lelucon dan aku memberanikan bertanya. “Eehhhh.. kmren kamu ke gep jalan bareng sama seseorng yaa.. ke pantai neh hohoo..” celetukku melanjutkan chat. Sedikit agak lama Shania membalas chat dariku. Mungkin dia sedang berfikir siapa yang telah memberitahuku. “Hehee.. gak kok, kamu gosip mulu Kii. Tau dari mana sih..??” sahutnya. “Ada deh.. cie cie yang sekarang udah ada gebetan, beneran juga gak pa pa kok..” sahutku lagi. Dia hanya membalas singkat dengan tertawa. Dan chat berakhir setelah listrik dikosku mati tiba-tiba.
Beberapa minggu kemudian setelah lama aku tidak membuka akun facebook karena tugas-tugas kuliah memaksaku tuk fokus sesaat dikuliah. Setelah selesai kuliah, aku menyempatkan untuk online sejenak. Betapa terkejutnya aku, seakan aku tidak bisa bernafas dan sesak didada saat melihat tulisan di facebook “Shania Sekarang berpacaran dengan Ipank” yang aku tahu Ipank adalah kakak kelas yang terkenal dengan ugal-ugalan dan playboy itu. Karena selama ini Shania terkenal dengan kehidupan pribadinya yang tertutup dan tidak pernah terdengar sebuah hubungan spesial apa lagi di media sosial seperti ini. Jadi jika dia memang sudah berani membuat status seperti itu bisa dipastikan 1000% kebenarannya. Sungguh hari itu seperti tubuhku tersambar petir dan tidak bisa berdiri hingga sejenak aku tidak mampu berfikir seperti biasa.
Mungkinkan kekaguman akan pribadi seseorang bisa membuat sepeti ini. Ataukah hal itu telah berubah menjadi perasaan lain. Yang aku tahu kekaguman akan sosok pribadi itu biasa terjadi. Namun jika itu benar terjadi, semoga Ipank telah menjadi seseorang yang telah berubah dari anggapan teman-teman dan aku selama ini. Karena aku tidak mungkin bisa membuat hubungan mereka berubah karna kami hanya teman selama ini dan selamanya dan tidak lebih dari itu. Hingga pada akhirnya waktu yang mampu menjawab semua ini. Aku berusaha yakinkan diri agar hati ini tetap mengaguminya dan sebatas itu dan tidak berubah menjadi sebuah perasaan suka terlebih benci. Karena jika teman bahagia dengan kehidupannya, kita harus ikut bahagia dengan itu. Dan biarlah waktu menyimpan semua kenangan manis kami dan selalu begitu selamanya.
Biarkan perasaan dan kekaguman ini tersimpan indah dalam hati karena memang tidak akan bisa menjadikan sebuah hubungan karena dari awal perasaan suka memang tidak pernah ada. Buat Shania temanku, bahagialah dengan hubungan barumu dan kami selalu dan akan mendukungmu untuk yang terbaik dalam hidupmu. Semoga langgeng dan sampai hingga ke pernikahan.
“Senja diufuk timur yang temaran membuatku ingin selalu menyapanya, dengan ribuan bahasa cinta yang tak sempat ku kungkap dengan lantang, hanya sebuah kekaguman akan perangai polosmu yang indah.
Entah ratusan atau ribuan hari aku menelaah akan rasa ini..
Namun jawabnya hanya bisu dalam diam.. yang hingga pada akhirnya ku serahkan semua pada waktu yang berjalan, tuk ungkap jati diri akan tanya ini… Kau telah hidup tuk sebuah kekagumanku dan abadilah seperti itu selamanya..!!”
Dari pengagum pribadimu yang polos dan lugu :)
0 komentar:
Post a Comment
Mohon kritik dan sarannya ..
Kritik dari anda sangat berguna untuk perkembangan blog ini ...